A11Y

HOME

MENU

CARI

Kepemimpinan yang Menginspirasi untuk Keterlibatan Pekerja

Diterbitkan PadaJumat, 17 Mei 2024
Diterbitkan OlehVivi Gusrini Rahmadani P MSc., MA., Ph.D., Psikolog
Thumbnail
WhatsappTwitterFacebook

"Dewasa ini, kenyamanan di lingkungan pekerjaan perlahan menjadi faktor yang sangat menentukan. Produktivitas dan kinerja dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mungkin saja selama ini tidak menjadi pertimbangan. Tidak hanya berhenti pada aspek fisik seperti ruangan kerja, fasilitas penunjang, maupun peralatan yang digunakan, tetapi pekerja saat ini sudah mulai menempatkan aspek lainnya, seperti pola komunikasi, pertemanan dengan rekan kerja, hingga kemampuan pemimpin di tempat kerja."

Lebih jauh, pemimpin tidak hanya dituntut untuk mumpuni dalam melakukan manajemen dan strategi pekerjaan. Pemimpin juga diharapkan mampu untuk bertindak dan berperilaku dengan memperhatikan aspek psikologis para pekerjanya. Pemimpin “toxic” cenderung akan dijauhi bahkan ditinggalkan oleh pekerjanya karena dianggap merusak kenyamanan secara batin. Pekerja mengharapkan sosok pemimpin yang dapat mendorong mereka untuk berkembang sesuai dengan porsi dan kemampuan yang mereka kuasai. 
 

Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi turut mempengaruhi standar pekerja. Menurut mereka, kondisi “work-life balance” harus menjadi prioritas. Vivi Gusrini Rahmadani, ahli psikologi Universitas Sumatera Utara (Indonesia) melakukan penelitian untuk menemukan hubungan kepemimpinan yang menarik dan keterlibatan dalam pekerjaan. Penelitian tersebut ia lakukan bersama dengan Wilmar B. Schaufeli (Belgia-Belanda), Tatiana Y. Ivanova (Rusia), dan Evgeny N. Osin (Rusia). 
 

Penelitian ini bahkan mereka lakukan secara lintas negara dengan pengumpulan data berasal dari Indonesia dan Rusia. Studi komparasi bertujuan menemukan dinamika rumit yang terjadi yang melibatkan gaya kepemimpinan dan keterlibatan pekerja. Di balik pekerjaan rutin dan tugas yang harus ditanggungjawabi, terdapat celah keterkaitan yang selama ini samar terlihat atau bahkan tidak terlalu dipedulikan. 
 

Vivi menjelaskan penelitian mereka menunjukkan hasil menarik antara kemampuan pemimpin dengan keterlibatan pekerja yang dipengaruhi oleh kondisi psikologis. Ia menyampaikan jika pemimpin yang menginspirasi cenderung membentuk pekerja yang merasa puas dengan kebutuhan psikologis mereka. 
“Pemimpin yang menginspirasi, menguatkan, mendukung, dan menciptakan hubungan yang baik akan membentuk pekerja yang merasa kebutuhan psikologis mereka terpenuhi. Sebagai manusia, para pekerja merasa memiliki kebebasan untuk membuat keputusan, hubungan yang bermakna dengan rekan kerja, dan rasa penguasaan kompetensi, serta menemukan jati diri dalam pekerjaan mereka dapat dimaksimalkan,” kata Vivi.
 

Ia menambahkan jika kebutuhan psikologis ini terpenuhi, maka akan berdampak pada kinerja dan keterlibatan kerja yang baik. Sehingga kebutuhan psikologis yang terpenuhi menjadi katalisator yang kuat untuk memunculkan pekerja yang berdedikasi. “Hal ini mampu untuk mendorong pekerja untuk menginvestasikan energi dan semangat mereka dalam bekerja. Pemimpin yang merawat atmosfir kerja ini membuka jalan dalam keterlibatan pekerja,” ucapnya. 
 

Uniknya, temuan ini konsisten meskipun dilakukan di dua tempat berbeda dan latar belakang yang berbeda. Pekerja di Indonesia maupun di Rusia memiliki ketertarikan yang sama terhadap pemenuhan kebutuhan psikologisnya sebagai modal untuk terlibat dalam pekerjaan. Para pekerja mempercayai jika pemenuhan kebutuhan psikologis oleh pimpinan menjadi jembatan untuk terlibat lebih dalam serta secara maksimal menyertakan energi mereka dalam pekerjaan tersebut. 
“Seorang pemimpin yang menginspirasi adalah faktor penting yang membedakan antara rutinitas dan kegembiraan di tempat kerja. Melalui analisis yang cermat, ditemukan bahwa kepuasan psikologis dasar dan pencarian makna memainkan peran yang penting dalam menjembatani hubungan antara kepemimpinan yang menggugah semangat dan keterlibatan kerja yang tinggi,” jelas Vivi. 
 

Melalui penelitian tersebut, Vivi menegaskan agar pemimpin kerja dapat memperhatikan aspek pemenuhan psikologis pekerjanya jika ingin memperoleh hasil maksimal. Pemimpin harus menjelma menjadi sosok yang menginspirasi, memberdayakan, dan memenuhi kebutuhan psikologis dasar. Instansi kerja perlu menciptakan budaya keterlibatan secara fisik dan mental untuk memperkaya pengalaman para pekerja. Dengan demikian, pekerjaan tidak hanya mengejar kesuksesan, tetapi juga merayakan perjalanan menuju keterlibatan kerja yang lebih bermakna dan memuaskan.

Artikel
Artikel Penelitian

Detail Paper

JurnalHuman Resource Development Quarterly
JudulBasic psychological need satisfaction mediates the relationship between engaging leadership and work engagement: A cross-national study
PenulisVivi Gusrini Rahmadani, Wilmar B. Schaufeli, Tatiana Y. Ivanova, Evgeny N. Osin

Fitur Aksesibilitas

  • Grayscale

  • High Contrast

  • Negative Contrast

  • Text to Speech

icon

Universitas Sumatera Utara

Online

Halo, Ada Yang Bisa Saya Bantu?