A11Y

HOME

MENU

CARI

Dosen USU Raih Paten Telenursing 3 Tahun Berturut

Diterbitkan Pada29 September 2022
Diterbitkan OlehBambang Riyanto
Dosen USU Raih Paten Telenursing 3 Tahun Berturut
Copy Link
IconIconIcon

Di tahun 2022 ini, Reni kembali mendapatkan Paten untuk Teknik HORAS (Health Belief, Observation, Relaxation, Action dan Supporting) pada penderita Tuberkulosis Paru, IDS000004852 Granted, DJKI, 2022. Invensi ini terdiri dari 3 tahap, yaitu tahap prainteraksi, melakukan pengumpulan data dari puskesmas tentang penderita TB paru yang terdiagnosa, pasien berulang karena putus obat, dan pasien resisten. Kemudian dilakukan pencocokan data dari database dengan data 10 lapangan atau sinkronisasi data.

HUMAS USU - Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Reni Asmara Ariga, S.Kp., MARS, sepanjang 3 tahun berturut-turut berhasil mendapatkan Paten Telenursing. Sertifikat paten tersebut dikeluarkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) pada tahun 2020, 2021 dan 2022.


Paten 2020 didapatkan melalui suatu metode untuk meningkatkan kepatuhan minum obat menggunakan Ners-Short Message Service Intervention (N-SMSI)pada penderita Tuberkulosis Paru (TB Paru), ID S000003061 Granted, DJKI, 2020. Invensi ini berhubungan dengan metode meningkatkan kepatuhan minum obat melalui Ners-Short Message Service Intervention (N-SMSI) yang dapat diberikan untuk meningkatkan kesembuhan dan derajat kesehatan. Metode N-SMSI ini merupakan invensi yang dilaksanakan dengan mengirimkan SMS berisi pesan pengingat minum obat ke grup SMS penderita TB paru, yang dikirim setiap hari 5 menit sebelum waktu minum obat, dengan frekuensi 15 menit yang disesuaikan dengan jadwal minum obat penderita TB Paru. SMS berisikan informasi seputar TB paru, seperti pengertian, tanda dan gejala TB paru, pentingnya kepatuhan minum obat secara teratur, pencegahan penularan, etika batuk dan bersin serta efek samping obat.


Sementara pada tahun 2021, Reni kembali mendapatkan Paten atas suatu metode meningkatkan kemandirian untuk mendeteksi status kesehatan dan menindaklanjuti pengobatan yang tepat, ID S000045426 Granted, DJKI, 2021. Invensi ini berhubungan dengan teknologi informasi untuk meningkatkan kemandirian pengguna dalam mendeteksi status kesehatan dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang tepat dengan menggunakan chatbot ARIGAselfCareNursingBot. Itu adalah chatbot dalam bentuk teks yang memberikan edukasi keperawatan pada pasien dengan ruang lingkup kondisi umum, tanda bahaya dan keputusan untuk menggunakan pelayanan kesehatan. ARIGAselfCareNursingBot dibuat dengan mengintegrasikan salah satu layanan sosial media yaitu telegram dengan memanfaatkan teknologi Application Programming Interface (API). Invensi ini menjelaskan dan mengusulkan pengembangan chatbot yang berperan sebagai customer service, yang dapat berkomunikasi dan melayani pengguna dalam hal deteksi status kesehatan, dan keputusan penggunaan pelayanan kesehatan. Chatbot akan memberikan informasi kepada para pengguna yang ingin bertanya tentang tanda dan kondisi umum, tanda dan bahaya, serta pengambilan keputusan melalui tampilan berbentuk teks.


Di tahun 2022 ini, Reni kembali mendapatkan Paten untuk Teknik HORAS (Health Belief, Observation, Relaxation, Action dan Supporting) pada penderita Tuberkulosis Paru, IDS000004852 Granted, DJKI, 2022. Invensi ini terdiri dari 3 tahap, yaitu tahap prainteraksi, melakukan pengumpulan data dari puskesmas tentang penderita TB paru yang terdiagnosa, pasien berulang karena putus obat, dan pasien resisten. Kemudian dilakukan pencocokan data dari database dengan data 10 lapangan atau sinkronisasi data.


Tahap interaksi melakukan implementasi teknik HORAS secara komprehensif dengan strategi home visit serta konsultasi melalui telepon pintar pada penderita, dengan cara tanya jawab dengan panduan kuesioner, konsultasi (supporting), dan training 15 (health belief, relaxation, action). Serta tahap terminasi untuk mengevaluasi teknik HORAS, apakah menilai kembali atau pemantauan respon dan perkembangan kondisi secara berkesinambungan untuk mengetahui tujuan dan kriteria hasil yang sudah tercapai. Selanjutnya dilakukan 20 pengeluaran data baru dari hasil sinkronisasi data serta evaluasi capaian tehnik edukasi HORAS, yang kemudian dimasukkan kembali ke data pusat layanan kesehatan.


Sementara itu, di DJKI saat ini tersisa dua paten yang masih dalam proses pengurusan. Yang pertama adalah metode perawatan mandiri menggunakan Website ArigaNursing Selfcare ID S00202107048. Di mana invensi ini berhubungan dengan metode peningkatan kemampuan dalam melakukan perawatan mandiri, khususnya dalam metode promosi kesehatan, meningkatkan pengetahuan, perawatan mandiri dengan cara berkonsultasi melalui website Ariga Nursing Selfcare guna meningkatkan derajat kesehatan, kualitas hidup dan kesembuhan. Metode Ariga Nursing Selfcare ini merupakan invervensi yang dilaksanakan dengan memberikan informasi mengenai kesehatan terkini dan dapat berkonsultasi mengenai keluhan yang sedang dialami saat ini. Konsultasi yang disediakan berada di dalam forum konsultasi pada Ariga Nursing Selfcare dalam bentuk tanya jawab dan masyarakat akan langsung mendapatkan informasi mengenai kesehatan maupun perawatan mandiri yang sesuai dengan keluhan yang dialami masyarkat.


Terakhir adalah metode Ikkon Malum Sian TB Berbasis Telegram sebagai Intervensi Keperawatan pada penderita Tuberkulosis ID S00202107050. Invensi ini berhubungan dengan metode edukasi keperawatan untuk meningkatkan kesembuhan dan derajat kesehatan penderita tuberculosis. Yakni dengan mengaplikasikan teknik pelatihan partisipatif dan individual coaching yang bertujuan membangkitkan sifat positif dan perubahan perilaku penderita yang dimuat dalam sebuah chanel aplikasi telegram bernama Ikkon Malum Sian TB.


Salah satu upaya yang dilakukan untuk mencapai keberhasilan pengobatan TB paru yaitu memberikan intervensi keperawatan dengan teknik pelatihan partisipatif dan individual coaching, dengan membimbing penderita untuk lebih memahami TB paru dan mengubah perilaku penderita menjadi lebih aktif dan menjadi lebih patuh terhadap pengobatan yang dilakukan. Intervensi dilakukan menggunakan chanel Ikkon Malum Sian TB dalam aplikasi telegram yang memuat tentang materi-materi TB Paru dalam bentuk gambar, video dan ilustrasi untuk membantu penderita memahami TB paru serta memberikan motivasi para penderita. Dilengkapi dengan grup konsultasi serta pengingat meminum obat. Hasil yang diperoleh dari pemberian intervensi individual coaching pada penderita TB paru meningkatnya pengetahuan, perubahan perilaku, dan meningkatnya motivasi penderita untuk cepat sembuh. Oleh karena itu diharapkan perawat dapat menerapkan metode Ikkon Malum Sian TB sehingga angka kesembuhan penderita TB Paru meningkat dan tidak terdapat lagi penderita TB paru berulang.


Paten-paten tersebut merupakan luaranpenelitian Kompetisi Tingkat Nasional yang dimenangkan oleh Reni Asmara Ariga selama 3 tahun terakhir. Tahun 2022 Reni Asmara Ariga juga memenangkan penelitian kompetisi tingkat nasional DRPTM untuk pendanaan penelitian tahun 2022 dan 2023 dengan judul Model Manajemen Asuhan Keperawatan Mandiri dengan Penerapan Telenursing: Ariga Nursing Selfcare dalam Meningkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat di Sumatera Utara.


Para perawat saat ini semakin dituntut untuk profesional dan mengedepankan perkembangan teknologi, termasuk dalam pemanfaatan teknologi informasi di bidang pelayanan keperawatan, di mana pasien yang membutuhkan asuhan keperawatan berasal dari berbagai kalangan yang berdomisili di daerah-daerah yang cukup jauh. Pelayanan tersebut dapat diakses melalui layanan keperawatan jarak jauh, tak terbatas di manapun ia berada.


Telenursing merupakan penggunaan teknologi untuk memberikan asuhan keperawatan dan praktik keperawatan jarak jauh kepada pasien, yang bertujuan untuk memperbaiki perawatan Kesehatan. Tindakan keperawatan memutus jarak, waktu dan biaya dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat.


Telenursing diharapkan dapat membantu pasien menyelesaikan kekurangan perawat, memperingkas jarak, waktu kunjungan dan menjaga pasien yang sudah keluar dari rumah sakit. Masyarakat atau pasien tidak perlu datang ke rumah sakit untuk menemui dokter atau perawat agar mendapatkan layanan kesehatan.


Waktu yang diperlukan untuk layanan kesehatan juga semakin pendek. Pasien dari rumah dapat melakukan kontak melalui internet atau telepon video untuk mendapatkan informasi kesehatan dan perawatan yang diperlukan. (RJ)


Author: Renny Julia - Humas

Interviewee: Reni Asmara Ariga, S.Kp., MARS - Dosen Fakultas Keperawatan USU

Photographer: Istimewa - Istimewa

Fitur Aksesibilitas

  • Grayscale

  • High Contrast

  • Negative Contrast

  • Text to Speech

icon

Universitas Sumatera Utara

Online

Halo, Ada Yang Bisa Saya Bantu?