A11Y

HOME

MENU

CARI

Kolaborasi Riset USU Turunkan Angka Stunting di Sergai

Diterbitkan Pada27 April 2023
Diterbitkan OlehWildan Taufik Wibowo Nasution
Kolaborasi Riset USU Turunkan Angka Stunting di Sergai
Copy Link
IconIconIcon

Kerja sama penelitian selama 6 bulan yang diikuti oleh 20 puskesmas, 6 kelurahan, dan 243 desa di Kabupaten Serdang Bedagai ini telah membuktikan, bahwa pemberian sirup yang berisi kombinasi ekstrak ikan gabus, meniran dan temulawak dari PT MMP terbukti dapat menurunkan angka stunting.

HUMAS USU - Universitas Sumatera Utara (USU) bersama tiga institusi lain yang terdiri dari Universitas Bina Nusantara (Binus), Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), dan PT Mega Medica Pharmaceuticals (MMP) telah melakukan kolaborasi riset stunting, yang berhasil menurunkan angka stunting hingga 38 persen di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Kerja sama penelitian selama 6 bulan yang diikuti oleh 20 puskesmas, 6 kelurahan, dan 243 desa di Kabupaten Serdang Bedagai ini telah membuktikan, bahwa pemberian sirup yang berisi kombinasi ekstrak ikan gabus, meniran dan temulawak dari PT MMP terbukti dapat menurunkan angka stunting. 

Ketua Tim Peneliti Prof. Bens Pardamean, B.Sc. M.Sc., Ph.D, dalam laporan penelitian studi reistry prevalensi stunting di Kabupaten Sedang Bedagai mengatakan, riset dilakukan melalui Sistem Database Terintegrasi. Kabupaten Sergai saat ini telah menjalankan program penanganan stunting, berupa pemberian produk dari PT MMP, pemberian makanan tambahan, dan kombinasi keduanya. Bens Pardamean menyatakan bahwa proses pencatatan, penyimpanan, dan akses data untuk analisa pengaruh program ataupun intervensi terhadap tumbuh kembang balita stunting dilakukan dengan memanfaatkan aplikasi Stunting DB. 

Hal tersebut disampaikan dalam presentasi pemaparan hasil riset stunting pada kegiatan Refleksi Inovasi Stunting Bersama Universitas Bina Nusantara, belum lama ini, yang dihadiri oleh Bupati Sergai, H. Darma Wijaya dan sejumlah pimpinan daerah kabupaten/kota, Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo, Sp. OG (K), Prof Dr dr Sarma Nursani Lumban Raja, Sp.OG (K) dan Dr rer dr M Ichwan, M.Sc, Dekan Fakultas Kedokteran USU Prof Dr dr Aldy Safruddin Rambe, Sp.S (K), Imam Bagus Sumantri, S.Farm, M.Si. Apt, Dekan Fakultas Farmasi USU Khairunnisa, S.Si., M.Pharm, Ph.D dan Direktur PT MMP, Sutristo. 

Angka stunting di Serdang Bedagai sebelumnya mencapai 483 balita. Setelah melewati validasi tahap I, dengan membuang data yang berulang, validasi tahap II dilakukan dengan mengisolasi balita menjadi 219 orang dari 17 puskesmas. Setelah penelitian berjalan 6 bulan, karakteristik partisipan penelitian mengalami perubahan pada pertumbuhan tinggi, penambahan berat badan, nafsu makan, dan penurunan frekuensi balita demam atau diare. Menurutnya, secara umum ketiga program penanganan memberikan dampak yang signifikan. Khususnya melalui pemberian Channafit pada partisipan penelitian, yang jauh lebih memberikan hasil menggembirakan dibandingkan kedua program penanganan lainnya. Hal tersebut dapat diukur dengan adanya dampak penambahan antropometri yang signifikan sebesar 8,45 cm dan 2,80 kg. 

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo, Sp. OG (K) mengapresiasi riset stunting yang melibatkan unsur akademisi, pemerintah, masyarakat, dan industri tersebut. Menurutnya, program tersebut dapat membantu pemerintah pusat mempercepat penurunan angka stunting di tingkat nasional. 

Sementara itu, Sutristo dari PT MMP mengatakan, bahwa perusahaan fokus mengembangkan produk untuk kesehatan ibu dan anak yang bersumber dari bahan alam Indonesia, terutama dari bahan baku ikan gabus channa striata. Produk yang dikembangkan tersedia untuk ibu hamil, ibu melahirkan, ibu menyusui dan anak-anak. 

“Untuk ketersediaan bahan baku, perusahaan sudah berhasil melakukan budidaya ikan gabus dengan pakan organika maggot dan indukan ikan hasil domestikasi, sehingga sustainability dan kualitas produk dapat tetap terjaga,” kata Sutristo. 

Untuk uji praklinis kombinasi ekstrak ikan gabus, temulawak, meniran dan madu dalam bentuk sirup untuk mencegah stunting juga dilakukan oleh Fakultas Farmasi USU. “Suplementasi kombinasi ekstrak ikan gabus, temulawak, meniran dan madu dalam sediaan sirup pada hewan uji dengan dosis 135 mg/kg berat badan (BB) menunjukkan aktivitas paling baik, diikuti dosis 90 mg/kg BB, dosis 45 mg/kg BB,” jelas Sutristo. 

Ikan gabus (channa striata) merupakan sumber daya alam lokal yang memiliki potensi gizi dengan kandungan asam amino esensial yang lengkap beserta susunannya mendekati asam amino yang diperlukan tubuh, sehingga dapat membantu dalam upaya pencegahan gizi buruk. Sementara temulawak, meniran dan madu memiliki senyawa yang dapat meningkatkan nafsu makan. 

“Data yang ada menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak ikan gabus, temulawak, meniran dan madu dapat dijadikan pendekatan yang menjanjikan untuk digunakan dalam intervensi kasus stunting,” imbuh Sutristo. (RJ)

Artikel
Kegiatan Universitas
Kegiatan Penelitian

Fitur Aksesibilitas

  • Grayscale

  • High Contrast

  • Negative Contrast

  • Text to Speech

icon

Universitas Sumatera Utara

Online

Halo, Ada Yang Bisa Saya Bantu?