Agroforestri: Kelestarian Alam yang Menakjubkan dari Aek Nauli
Penelitian dari Universitas Sumatera Utara menunjukkan bahwa agroforestri dengan T. Sureni di Aek Nauli, Sumatera Utara, mampu meningkatkan penyimpanan karbon dan keanekaragaman hayati. Agroforestri ini juga menawarkan solusi berkelanjutan untuk mitigasi perubahan iklim dan memberikan manfaat ekonomi bagi petani.
Polusi udara semakin hari semakin meningkat, hal ini terjadi karena beberapa aktivitas yang kita lakukan akan menghasilkan zat buang karbon (CO2). Orang-orang dan beberapa institusi telah melakukan beberapa upaya untuk mengurangi polusi udara dengan mengurangi penggunaan energi, menggunakan kendaraan listrik, dan penyimpanan CO2 melalui kehutanan dan agroforestri. Di antara semua teknik tersebut, agroforestri diakui sebagai cara penting untuk mengurangi emisi CO2 dan meningkatkan penyimpanan karbon. Mengingat pentingnya agroforestri dalam penyimpanan karbon, peneliti dari Universitas Sumatera Utara yakni Latifah dan kawan-kawan melakukan sebuah penelitian terkait keragaman spesies dan penyimpanan karbon dalam sistem agroforestri di hutan dengan tujuan khusus di Aek Nauli, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia.
Perlu diperhatikan bahwa penelitian terkait penyimpanan CO2 di Indonesia sendiri telah banyak dilakukan, namun belum banyak yang membahas mengenai biomassa dan penyimpanan karbon di hutan dengan tujuan khusus dengan sistem agroforestri yang memiliki nilai konservasi dan sekaligus fungsi ekonomi. Untuk dua alasan, agroforestri memiliki kemampuan untuk menyimpan sejumlah besar karbon. Pertama, sistem tanaman dan pastoral saat ini mencakup wilayah yang luas. Kedua, meskipun kepadatan penyimpanan karbon rendah dibandingkan dengan hutan, biomassa kayu dari sistem agroforestri dapat menyediakan sumber bahan bakar lokal. Bahan bakar ini akan mengurangi tekanan pada hutan yang masih ada di daerah tersebut serta berfungsi sebagai pengganti bahan bakar fosil. Konsekuensi ini penting karena strategi paling efektif untuk menggunakan lahan untuk stabilisasi karbon atmosfer adalah menggantikan bahan bakar kayu dengan bahan bakar fosil daripada reforestasi.
Penelitian yang dilakukan menggunakan metode pengukuran jumlah individu dari setiap spesies bawah tajuk serta serasah di berbagai plot penelitian. Pengukuran biomassa dan penyimpanan karbon dilakukan secara teratur selama dua bulan, dari bulan April hingga Mei 2016. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi lembar pencatatan, kamera digital, tali rafia, GPS (Global Positioning System), kompas, tongkat kayu atau bambu, parang, dan kuadrat kayu. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah T. sureni, P. merkusii, dan kopi Arabika.
T. sureni dan P. merkusii ditanam dengan jarak 3,0 x 2,0 m, sedangkan C. arabica dan P. merkusii ditanam dengan jarak 3,0 x 3,0 m. T. sureni berumur 14 tahun, C. arabica berumur 4-5 tahun, dan P. merkusii berumur 12-14 tahun. Adapun curah hujan di wilayah Aek Nauli termasuk dalam Tipe A dengan curah hujan rata-rata 2199,4 hingga 2452,0 mm dan suhu rata-rata bulanan 23 hingga 24°C. Plot penelitian dipilih secara acak untuk menghindari bias dan memastikan bahwa data yang diperoleh representatif dari kondisi sebenarnya di lapangan. Menurut spesies tanaman dalam sistem agroforestri, sebanyak 6 plot berukuran 20 x 100 m dipasang. Penempatan plot dilakukan dengan pengambilan sampel acak sistematis. Sepuluh subplot berukuran 1,0 x 1,0 m digunakan untuk setiap plot sampel untuk mengukur keragaman spesies, biomassa, dan penyimpanan karbon spesies tumbuhan bawah dan serasah.
Penelitian menunjukkan bahwa agroforestri dengan T. sureni memiliki keanekaragaman spesies bawah tajuk yang lebih tinggi dibandingkan dengan sistem agroforestri yang melibatkan P. merkusii. Para peneliti menyatakan keanekaragaman spesies bawah tajuk pada sistem agroforestri T. sureni sangat beragam, dan ini menunjukkan bahwa sistem tersebut mampu mendukung lebih banyak jenis tanaman. T. sureni, yang juga dikenal sebagai Suren atau Toon, merupakan pohon yang sering dikenal karena pertumbuhannya yang cepat dan toleransinya terhadap berbagai kondisi tanah. Keanekaragaman spesies bawah tajuk yang tinggi ini menunjukkan bahwa T. sureni menyediakan lingkungan yang lebih mendukung bagi berbagai spesies tanaman lain dibandingkan dengan P. merkusii, atau pinus merah.
Selain keanekaragaman spesies, penelitian juga menunjukkan bahwa agroforestri dengan T. sureni memiliki kapasitas biomassa dan penyimpanan karbon yang lebih tinggi. Peneliti menemukan bahwa sistem dengan T. sureni menyimpan lebih banyak karbon, yang penting untuk mitigasi perubahan iklim. Biomassa yang tinggi berarti lebih banyak karbon yang diserap dan disimpan dalam bentuk tanaman hidup, yang membantu mengurangi jumlah karbon dioksida di atmosfer. Penyimpanan karbon yang lebih tinggi di agroforestri dengan T. sureni menunjukkan potensi besar sistem ini dalam kontribusinya terhadap upaya mitigasi perubahan iklim global.
Agroforestri menawarkan banyak manfaat lingkungan, termasuk penyimpanan karbon, pemeliharaan keanekaragaman hayati, dan pengurangan erosi tanah. Selain itu, agroforestri juga memberikan manfaat ekonomi bagi petani dengan menyediakan sumber pendapatan tambahan melalui hasil hutan non-kayu dan produk agroforestri lainnya. Agroforestri dapat diintegrasikan dengan kebijakan lingkungan nasional dan internasional untuk memitigasi perubahan iklim. Pemerintah dan lembaga internasional dapat memberikan insentif dan dukungan kepada petani untuk mengadopsi praktik agroforestri. Selain itu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengembangkan metode yang lebih efisien dalam mengukur dan memantau penyimpanan karbon dalam sistem agroforestri.
Secara umum, agroforestri merupakan strategi penting untuk mengatasi deforestasi dan degradasi lahan, serta meningkatkan keberlanjutan pertanian. Dengan memilih jenis pohon yang sesuai, seperti T. sureni, petani dapat meningkatkan efisiensi penyimpanan karbon dan mendukung keberagaman hayati. Praktik agroforestri yang baik dapat memberikan solusi yang berkelanjutan untuk berbagai masalah lingkungan, seperti deforestasi dan degradasi tanah, serta berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim.
Besarnya potensi yang dimiliki oleh agroforestri untuk penyimpanan karbon memainkan peran penting dalam mitigasi perubahan iklim. Penelitian ini menunjukkan bahwa sistem agroforestri di hutan dengan tujuan khusus Aek Nauli memiliki kemampuan untuk menyimpan sejumlah besar karbon dalam bentuk biomassa di bawah tajuk dan serasah. Integrasi agroforestri dengan kebijakan lingkungan dapat membantu mencapai tujuan mitigasi perubahan iklim dan pemeliharaan keanekaragaman hayati.
Penelitian lebih lanjut dan dukungan kebijakan dari pemerintah sangat diperlukan untuk mengoptimalkan potensi agroforestri dalam mitigasi perubahan iklim dan menyediakan manfaat ekonomi bagi petani. Dengan pendekatan yang tepat, agroforestri dapat menjadi strategi yang efektif untuk mengatasi tantangan perubahan iklim dan mempromosikan keberlanjutan lingkungan hidup.
Detail Paper
- Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia