USU Tuan Rumah Diskusi dan Bedah Buku IPOSS
USU Tuan Rumah Diskusi dan Bedah Buku IPOSS
Diterbitkan oleh
Bambang Riyanto
Diterbitkan pada
Rabu, 06 November 2024
"Saya berharap diskusi ini dapat memberikan perspektif baru dan mampu memberikan kontribusi dalam merumuskan solusi yang inovatif dan aplikatif," jelas Rektor USU.
HUMAS USU - Indonesia Palm Oil Strategic Studies (IPOSS) menggelar bedah buku dan diskusi yang membahas keberlanjutan industri sawit. Mengusung tema “Palm Oil Sustainability: Law, Environment and Agricultural Perspective” acara berlangsung di Aula Prof. Dr. Suhadji Hadibroto Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara pada Senin, (04/11/2024)
Dalam sambutannya, rektor USU Prof. Dr. Muryanto Amin., S.sos, M.Si, menyampaikan bahwa diskusi ini sangat relevan dengan tantangan yang dihadapi industri sawit, tidak hanya menyangkut aspek ekonomi, tetapi juga lingkungan, hukum, dan sosial.
"Topik ini saya pikir sangat penting dan relevan dengan situasi riil saat ini," ujar Rektor.
Seiring dengan meningkatnya tuntutan terhadap praktik produksi sawit yang ramah lingkungan dan sesuai hukum, Rektor berharap para peserta dapat menghasilkan panduan yang dapat menjadi solusi inovatif untuk menjaga keberlanjutan industri sawit Indonesia.
"Saya berharap diskusi ini dapat memberikan perspektif baru, dan mampu memberikan kontribusi dalam merumuskan solusi yang inovatif dan aplikatif," jelas Rektor.
Industri kelapa sawit Indonesia terus memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian negara, dengan lebih dari 18 juta orang bergantung pada sektor ini. Meskipun sering diserang dengan kampanye negatif, mayoritas industri sawit berperan besar dalam menciptakan lapangan kerja dan mendukung ekonomi nasional.
Sebagai upaya meluruskan berbagai isu negatif yang berkembang, IPOSS menerbitkan buku berjudul “Sawit, Anugerah yang Perlu Diperjuangkan”. Sekretaris Umum IPOSS, Muhammad Rumi Djalil menjelaskan pembuatan buku dimulai sejak pertengahan 2023 dengan melibatkan akademisi dan pakar hukum. Buku tersebut mengangkat perspektif hukum, ekonomi, dan pertanian guna memberikan edukasi kepada masyarakat luas, termasuk mahasiswa dan masyarakat terkait sawit
"Ada perspektif hukum, ada perspektif ekonomi, perspektif pertanian, seperti itu," jelas Rumi.
Pada kesempatan yang sama, Muhammad Rumi menyampaikan alasan memilih USU sebagai lokasi diskusi dan beda buku karena Sumatera Utara merupakan tempat pertama sawit ditanam secara komersial di Indonesia pada 1911. Selain itu, banyak masyarakat Sumut yang menggantungkan hidup pada industri sawit.
"Jadi USU di Sumatera Utara ini di mana tempat sawit itu pertama kali ditanam secara komersial di Indonesia," jelas Rumi.
Acara ini diakhiri dengan harapan bahwa langkah-langkah strategis yang dihasilkan dapat membawa dampak positif bagi kemajuan ekonomi Indonesia serta kesejahteraan masyarakat.