Fahutan Gandeng Perguruan Tinggi Dalam dan Luar Negeri Laksanakan Abdimas Internasional
“Program ini didanai oleh Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sumatera Utara. Dengan program ini, USU berharap dapat berperan langsung dalam melaksanakan konservasi sumberdaya alam dan lingkungan, sekaligus membangun kemitraan strategis dengan berbagai perguruan tinggi mitra nasional maupun internasional".
Dalam rangka meningkatkan kiprahnya di kancah internasional, Universitas Sumatera Utara (USU) melalui Fakultas Kehutanan melaksanakan Pengabdian Pada Masyarakat Skema Kemitraan Internasional di kawasan penyangga Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Pamah Semelir, Kabupaten Langkat. Kegiatan tersebut menggandeng beberapa perguruan tinggi dari Malaysia seperti UiTM, UPM dan UM, serta melibatkan Universitas Labuhanbatu sebagai upaya pembinaan bagi perguruan tinggi sekitar.
Mitra pelaksana kegiatan abdimas internasional ini adalah masyarakat penggiat konservasi bambu di kawasan penyangga TNGL yang tergabung dalam Komunitas Bambu Lestari (KBL), diketuai oleh Purnama Ginting yang juga merupakan tokoh masyarakat di Desa Telagah, Kecamatan Sei Bingei, Kabupaten Langkat. Tim Abdimas Internasional terdiri dari Prof Rahmawaty, Prof Abdul Rauf, Prof Agus Purwoko, Dr T Alief At Thoriq, Ridahati Rambey, M.Si, yang merupakan dosen-dosen Sekolah Pascasarjana, Fakultas Kehutanan dan Fakultas Pertanian USU. Sementara dosen-dosen mitra internasional terdiri dari Prof M Nazip Suratman, Prof Seca Gandaseca, dan Dr Muhammad Fuad Abdullah dari UiTM, serta Prof Muhammad Hasmadi Ismail dari UPM Malaysia. Dari Universitas Labuhanbatu diwakili oleh Fitra Syawal Harahap, MAgr.
Profesor Rahmawaty sebagai kordinator pelaksana kegiatan ini menjelaskan, “Program ini didanai oleh Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sumatera Utara. Dengan program ini, USU berharap dapat berperan langsung dalam melaksanakan konservasi sumberdaya alam dan lingkungan, sekaligus membangun kemitraan strategis dengan berbagai perguruan tinggi mitra nasional maupun internasional".
Profesor Rahmawaty yang juga Ketua Program Studi S2 dan S3 Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana USU memaparkan, kegiatan yang digelar pada akhir Juni 2024 tersebut ditujukan untuk penguatan institusi lokal berbasis masyarakat agar semakin berdaya dan sustain dalam mengembangkan berbagai program pengelolaan sumberdaya alam secara lestari dan bermanfaat ekonomi tinggi. Selain melakukan penanaman berbagai jenis bambu pada lahan-lahan kritis di kawasan ini, USU juga membantu membangun kembali berbagai sarana ekowisata berbasis pemanfaatan ekosistem bambu yang sempat melemah bahkan hampir mati terdampak pandemi Covid-19. Tim USU juga memfasilitasi peningkatan keterampilan produksi anggota komunitas dalam memanfaatkan bambu menjadi aneka produk kerajinan yang bernilai ekonomi tinggi dan bisa dipasarkan sebagai komoditi pendukung sektor pariwisata alam yang sedang kembali berkembang di kawasan ini. Bambu-bambu tersebut diolah menjadi berbagai produk kerajinan yang bernilai ekonomi tinggi, seperti miniatur kapal, hiasan, asbak, dan bentuk kerajinan lainnya. Berbagai produk yang dihasilkan dinilai memiliki estetika yang tinggi. Hal ini turut meningkatkan nilai jual dari berbagai produk yang dihasilkan. Kegiatan ekowisata yang ditawarkan serta produk yang dihasilkan melalui komunitas ini menjadi salah satu komoditas pendukung dalam pengembangan sektor pariwisata yang tengah bangkit di kawasan ini. **